Banda Aceh, acehkita.com. Pawai Adat Raja Aceh masa lampau kembali digelar dalam pekan kebudayaan Diwana Cakradonya. Ahad (13/4). Sayang, pawai itu tak tersosialisasi dengan baik sehingga warga Banda Aceh yang sedang berada di jalan-jalan menjadi terheran-heran. Dalam pawai itu, Gubernur Irwandi Yusuf menunggai gajah bernama Sadat.
Pantauan acehkita.com, pelaksanaan Pawai Kebesaran Adat atau Ranjoe Peukateun Raya menyita perhatian warga Kota Banda Aceh. Mereka tampak kagum melihat pawai yang diikuti sembilan gajah yang berjalan beriringan di pusat Kota Banda Aceh. Apalagi, Ranjoe Peukateun Raya ini untuk pertama sekali digelar dalam 300 tahun terkahir ini. Namun, sejumlah warga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat iringan gajah yang ditumpangi lelaki berpakaian adat.
Keterkejutan itu bertambah karena para penumpangnya adalah para pejabat Aceh. Ada Gubernur Irwandi Yusuf yang menunggangi gajah Sadat, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Supiadin dengan gajah Madeung, dan Kapolda Aceh Irjen Rismawan dengan gajah bernama Rahmat.
Kurangnya mendapat perhatian warga ini disebabkan minimnya sosialisasi yang dilakukan panitia. “Perisapan yang kita punya hanya seikit, jadi meski sudah diserahkan kepada instansi terkait tapi masih kurang optimal,” kata Sekretaris Panitia Diwana Cakradonya, Ahad (13/4).
Kepala Museum Aceh Nurdin AR mengatakan, kegiatan pawai atau ranjoe, ini sering dilakukan Sultan Iskandar Muda untuk melakukan patroli melihat langsung kehidupan rakyat di Kuta Radja. “Lebih khusus lagi menunggangi gajah dilakukan Sultan untuk menuju lokasi salat Id di hari raya Idul Adha. Setelah salat kemudian Sultan melakukan ibadah kurban, dan sesudah itu pawai sambil melihat perayaan Idul Adha di kalangan rakyatnya,” jelas Nurdin.
Selain iring-iringan gajah, dalam pawai ini juga terdapat iringan imum mukim se-Aceh, pengiring raja atau sultan, pasangan linto dan dara baro, dalupha (rombongan badut), serta mahadagrap alias pasukan pengawal raja.
Iring-iringan Ranjoe Peukaten Raya ini juga turut dimeriahkan oleh rombongan Kutaradja Scooter Club dan Motor Tiger Club, serta rombongan rapai uroeh, yang melintasi rute Meuligoe Gubernur, Taman Putroe Phang, Taman Sari, Blang Padang, Masjid Raya Baiturrahman, dan berkahir di makam Sultan Iskandar Muda, dekat Meuligoe. [dzie]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar